Sunday, February 26, 2017

ELECTRONIC BOOK

 Image result for smkn 57 logo


Disusun oleh:
Amelia Putri
X Jasa Boga 4

Definisi ebook
Image result for e book
Electronic book (ebook) atau disebut buku elektronik dalam bahasa Indonesia adalah bentuk digital dari buku biasa (tercetak) yang membutuhkan personal computers, mobile phones, atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader atau ebook devices(wikipedia). Ebook adalah representasi elektronik dari sebuah buku yang biasanya diterbitkan dalam bentuk tercetak namun kali ini berbentuk digital(Lee, 2004:50). Berdasarkan definisi ini dapat kita simpulkan bahwa ebook memiliki dua sifat penting, yaitu: pertama, ebook berbentuk digital. Kedua, ebook membutuhkan alat baca khusus.
Sejarah ebook
Pada awalnya ebook digunakan terbatas pada subjek dan pengguna tertentu saja. Cakupan subjek yang dibahas pada waktu itu antara lain teknik manual untuk hardware, teknik manufaktur, dan subjek lainnya. Sejumlah format ebook bermunculan, beberapa diantaranya didukung oleh perusahaan software besar seperti Adobe’s PDF format dan yang lainnya didukung oleh programer-programer independen dan open source. Biasanya, setiap ebook reader memiliki format yang berbeda-beda pula, kebanyakan dari ebook reader mengkhususkan satu format tertentu saja sesuai pangsa pasarnya. Pada waktu itu, para produsen ebook mengalami masalah mengenai standar yang dipakai dalam pengemasan dan pemasaran ebook sehingga ebook tumbuh di dalam “pasar bawah tanah”. Banyak penerbit ebook yang mulai memasarkan produknya menggunakan public domain. Pada waktu yang bersamaan, para penulis yang karyanya ditolak oleh penerbit menawarkan karyanya secara online sehingga karyanya dikenal oleh orang lain. Katalog buku-buku yang tidak resmi mulai bermunculan di website dan situs-situs yang menyediakan ebook mulai menyebarluaskan informasi mengenai ebook kepada masyarakat.
Pada tahun 2008, model baru untuk pemasaran ebook mulai berkembang dan perangkat keras untuk membaca ebook mulai diproduksi. Peran internet sangat besar dalam perkembangan dan pendistribusian ebook. Sekarang kita tidak harus menggunakan ebook reader untuk membaca ebook. Kita juga bisa membaca ebook dengan personal computer dan bahkan dengan mobile phone. Hanya ada dua ebook reader yang mendominasi pasar, yaitu Amazon’s Kindle dan Sony’s PRS-500. Di Jepang, pasar ebook mengalami pertumbuhan yang baik selama tahun 2000 dan menembus angka 10 miliyar yen. Namun tidak semua penulis mendukung konsep ebook, contohnya JK Rowling yang menyatakan tidak akan mengeluarkan versi elektronik untuk karya-karyanya. Para ahli dari Plastic Logic, sebuah perusahaan teknologi layar yang berbasis di Cambridge, Inggris, melaporkan sebuah teknik yang memungkinkan pencetakan transistor polimer menjadi sebuah permukaan plastik yang fleksibel. Teknik ini memungkinkan layar menjadi lentur, sehingga memberikan ebook tambahan daya tahan.
Keuntungan
1. Teks dapat dicari secara otomatis dan dirujuk silang menggunakan hyperlink.
2. Sebuah ebook reader dapat berisi beberapa buku sehingga mudah dibawa kemana saja (lebih ringan dan kecil) dibandingkan buku-buku yang sama dalam format tercetak. Ratusan atau bahkan ribuan buku dapat disimpan pada perangkat yang sama.
3. Ebook memungkinkan penyorotan dan penjelasan nonpermanent.
4. Ukuran font dan font dapat disesuaikan.
5. Ebook memungkinkan gambar animasi dan klip multimedia terpasang di dalamnya.
6. Memungkinkan penggunaan warna yang lebih banyak dibandingkan warna dalam format tercetak.
7. Perangkat ebook memungkinkan ebook dibaca dalam keadaan sedikit cahaya atau bahkan gelap total dengan menggunakan back light.
8. Sebuah ebook secara otomatis dapat terbuka di halaman terakhir yang dibaca.
9. Lebih murah
10. Perangkat lunak Teks-untuk-bicara dapat digunakan untuk melakukan konversi ebook ke buku-buku audio secara otomatis.
11. Pemasok ebook tidak membutuhkan ruangan yang besar dan tidak ada batasan pencetakan buku.
12. Lebih mudah bagi penulis untuk menerbitkan sendiri ebook.
13. Ebook dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan versi buku yang tercetak (printbook).
14. Ebook tidak membutuhkan kertas, tinta, dan sumber daya lain yang digunakan untuk menghasilkan buku-buku yang dicetak. Itu artinya kita dapat mengurangi penebangan hutan untuk produksi kertas.

Kerugian
1. Sebagian kecil buku lebih mudah dibawa dibandingkan ebook
2. Ebook reader lebih mudah rusak apabila terjatuh dibandingkan dengan buku biasa.
3. Ebook membutuhkan perangkat khusus (hardware dan software) untuk membacanya.
4. Ebook reader membutuhkan tenaga listrik,. Jika menggunakan mobile phone, baterainya akan cepat habis.
5. Ebook tidak dapat digunakan apabila terjadi kerusakan pada perangkatnya (hardware atau software)
6. Melihat layar untuk waktu yang lama dapat menyebabkan mata kejang dan kadang-kadang sakit kepala.
7. Ebook reader lebih mungkin untuk dicuri dari pada kertas buku.
8. Sebagian besar penerbit tidak memproduksi ebook mereka setara dengan buku yang dicetak (print book). Dalam kasus lain, ebook diberikan prioritas yang lebih rendah dari segi sumber daya penerbitan, sehingga dalam sebuah disparitas mutu produk, tanggal rilis dan sebagainya. Masalah ini tidak endemik untuk setiap penerbit, namun memiliki efek pada kualitas keseluruhan ketersediaan barang dagangan.
9. Ebook dapat dengan mudah di-hack melalui penggunaan perangkat keras atau perangkat lunak modifikasi dan disebarkan secara luas di Internet dan / atau ebook reader, tanpa persetujuan dari penulis atau penerbit.
10. Jika perangkat ebook atau ebook reder dicuri, hilang, rusak atau diperbaiki, semua ebook yang tersimpan pada perangkat bisa hilang. Hal ini dapat dihindari dengan backup baik pada perangkat lain atau penyedia ebook.
11. Hilangnya tactility dan estetika jilid-buku. Juga hilangnya kemampuan untuk dengan cepat melalui riffle halaman untuk mencari bagian tertentu.
12. Resolusi layar perangkat pembaca (ebook readers/ebook devices) mungkin akan lebih rendah daripada kertas yang sebenarnya, sehingga sulit untuk membaca ebook.
13. Dari perspektif pembaca, kepemilikan konvensional, peraturan penggunaan, dan akses ke konten buku cacat dan dibatasi oleh Manajemen Hak Digital.
14. Pemilik harus membeli model yang berbeda untuk setiap format file ebook.

Perkembangan Industri Ebook di dunia

Sebelum berbicara lebih jauh tentang eBook, sebenarnya apa pengertian dari eBook itu sendiri? Secara sederhana eBook dapat diartikan sebagai buku elektronik atau buku digital. Buku elektronik adalah versi digital yang umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar. Biasanya dalam format teks polos,*pdf, *jpeg, *lit, dan *html.

Sejarah penemuan eBook, merupakan sebuah ketidak sengajaan Michael S. Hart ketika ingin memuat deklarasi pendirian Amerika Serikat yang dimuat lewat mesin teletype dan ingin memuatnya via email, ternyata tidak bisa. Karena ingin menghindari tabrakan sistem akhirnya dia mendownload secara individual. Dari sinilah cikal bakal proyek Gutenberg, yang kemudian berdiri sendiri. Hingga tahun 1987, dia telah memuat 313 buku dalam penemuannya ini. Kemudian, dengan bantuan teman-temannya terbentuklah eBook.[1]

Proyek perkembangan eBook yang berhasil seperti Proyek Guttenberg, arXiv, dan The Million Book Project. Proyek Guttenberg merupakan layanan buku digital terbesar dan tertua yang mendukung free eBook. Ada lebih dari 25.000 buku digital dalam katalog onlinenya. (www.gutenberg.org). Sedangkan arXiv merupakan layanan buku digital yang ada di Universitas Cornell. Memberi akses terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam bidang fisika, matematika, sains komputer, dan biologi kuantitatif. Sedangkan The Million Book Project dikembangkan oleh Universal Library, sebuah perpustakaan digital dengan dipelopori oleh Universitas Crnegie Mellon di AS, Universitas Zheziang di China, Institute Sains di India, dan perpustakaan Alexandria.

Jika ditelusuri lebih mendalam, ebook merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi dalam bentuk yang lebih ringkas dan dinamis. Ebook mampu mengintegrasikan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disampaikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Berdasar jenisnya, ebook yang paling sederhana adalah yang hanya sekedar memindahkan buku konvensional ke dalam bentuk elektronik. Kenapa ebook menjadi lebih ringkas? Karena ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping cakra padat (compact disk) dengan kapasitas sekitar 700 MB, DVD berkapasitas 4,7 sampai 8,5 GB, maupun Flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai dengan 32 GB). Sedangkan bentuk yang lebih kompleks misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britanica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan eBook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie, dan unsur multimedia lainnya.

Buku elektronik juga sebagai versi digital dari buku. Dengan buku elektronik, tidak perlu lagi dibutuhkan kertas untuk menghasilkan bacaan. Oleh karenanya, perlu dibuat aplikasi buku elektronik berbasis web yang mendukung konversi dokumen *.doc  menjadi *.pdf. Dengan aplikasi ini, pembaca dokumen dapat membaca dengan efisien dan praktis.

eBook biasanya diterbitkan dengan salah satu cara dari dua cara seperti: Pertama, buku yang telah dicetak pada kertas kemudian diubah menjadi format eBook. Dengan semakin populernya eBook reader, maka semakin banyak buku cetak yang juga diterbitkan dan dijual dalam format digital (eBook).  Kedua, eBook yang memang dibuat oleh individu untuk keperluan pribadi maupun untuk tujuan komersial. Sejak pengguna internet berkembang dengan pesat, maka banyak orang yang berbagi pengetahuan dengan menggunakan eBook. Kelebihan utama dari eBook adalah kita bisa membaca pengetahuan dari orang-orang yang tidak memiliki akses untuk menerbitkan pengetahuannya dalam bentuk buku cetak.  

eBook sendiri terdiri dari banyak format (ada lebih dari 25 format) tetapi yang populer diantaranya adalah : EPUB, PRC/Mobi (format Mobipocket), AZW (format Amazon Kindle) dan tentu saja PDF (Portable Document Format).

Membahas tentang eBook, tak terlepas dari perkembangan eBook reader, keduanya saling berkaitan.  eBook reader merupakan peralatan elektronik yang digunakan untuk membaca eBook. Apa perbedaan eBook reader dengan iPhone atau Laptop? eBook reader menggunakan teknologi khusus yang disebut E-Ink. E-Ink atau E-Paper adalah nama yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem kerja eBook reader. Teknologi ini mampu mendisplay teks dan gambar secara bersamaan seperti halnya tampilan pada kertas atau koran.

Apakah keberadaan ini menggeser perkembangan Buku konvensional?

Terlalu dini memang, jika mengatakan posisi eBook telah menggeser industri perbukuan di Indonesia. Sedangkan yang terjadi di AS menurut data pada Association of American Publisher pada bulan Februari tahun 2011 total penjualan eBook mencapai US$ 90,3 juta. Kondisi ini menjadikan buku digital sebagai format tunggal terbesar di AS untuk pertama kalinya, mengambil alih buku bersampul yang hanya mencetak perjualam US$ 81,2 juta. Tidak hanya itu, pasar eBook di Amerika mengalami pertumbuhan 202,3 persen dalam penjualan Februari dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu (2010).

Di Indonesia saat ini, sumber buku elektronik yang legal belumlah banyak, antara lain dirilis oleh Kementrian Pendidikan Nasional dengan dibukanya Buku Sekolah Elektronik (BSE). BSE adalah buku elektronik legal dengan lisensi terbuka yang meliputi buku teks mulai dari tingkatan dasar sampai lanjut.[6]

Untuk mengetahui struktur pasar eBook di Indonesia memang agak sulit, karena pasarnya sendiri masih dalam tahap awal perkembangan. Dari sekian banyak pengguna eBook di Indonesia, lebih banyak menggunakan penyedia layanan eBook dari luar diandingkan dengan yang tersedia di Indonesia.

Anyway, eBook telah berhasil menjadi sarana alternatif bagi para penulis untuk bisa membagi ilmunya. Tidak lagi terbatas dengan selera penerbit yang biasanya berlandaskan hitung-hitungan untung rugi. Sehingga, eBook menciptakan counter hegemoni atas pemilik modal (penerbit-penerbit besar).







Perkembangan  eReader
eBook reader atau eReader iadalah peralatan elektronik yang digunakan untuk membaca ebook.
Apa perbedaan ebook reader dengan iPhone atau Laptop?
eBook reader menggunakan teknologi khusus yang disebut E-Ink. E-Ink atau E-paper adalah nama yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana system kerja ebook reader. Teknologi ini mampu mendisplay teks dan gambar pada saat bersamaan seperti halnya tampilan pada kertas atau Koran.
Teknologi ini memiliki 3 kelebihan :
* Layarny terlihat seperti kertas, tidak mengakibatkan silau di mata dan saat membaca layaknya seperti membaca buku cetak biasa.
* Teknologi ini memerlukan energi listrik saat membuka halaman saja. Bila anda sedang membaca halaman tersebut atau tidak sedang memindah halaman maka alat ini tidak mengkonsumsi energi listrik. Jadi alat ini sangat hemat energi. Sekali charge baterai bisa bertahan selama berminggu-minggu.
* Kita bisa membaca menggunakan ebook reader di tempat terang atau di bawah sinar matahari tanpa silau sama sekali. Karena alat ini tidak memiliki backlight untuk menyalakan monitornya seperti halnya computer.
Bagaimana Memilih eBook Reader?
Ketika anda ingin membeli ebook reader ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan. Display, Kompatibilitas, Daya tahan Batterai, Ketersediaan ebook, garansi, ukuran ebook reader, wireless dan review customer.
Merk eBook Reader yang Populer.
Sony PRS readers – Sony telah mengeluarkan beberapa seri ebook reader yaitu has PRS-505 dan yang terbaru PRS-700. Sony eReader bisa menjadi pilihan utama.
Amazon Kindle 2 – Setelah dirilis pada Februari 2009 Amazon telah berhasil menjual sebanyak 500,000 alat ini. eBook reader ini adalah salah satu ereader yang sangat keren.
BeBook – Endless adalah perusahaan yang memproduksi BeBook, memang tidak sebaik Sony atau Amazon, BeBook cukup impresif dan relative lebih murah. Yang lebih baik dari BeBook bisa dibeli oleh orang diluar USA.
Hanlin V3 – adalah ebook reader diproduksi oleh Jinke perusahaan dari China. Memiliki fasilitas yang cukup lengkap termasuk bisa sebagai player MP3.
Yang masih menjadi masalah dari alat baca ebook ini adalah harganya yang masih relative mahal, sekitar US$350. Tapi untuk beberapa tahun ke depan diharapkan harganya bisa sekitar US$150.
Cara Membuat e-book
·         Download software PrimoPDF Setelah filenya terdownload, instal ke komputer. Akan muncul formulir untuk mengisi pendaftaran email. Ini berguna jika menginginkan informasi update dari si pembuat software. Jika tidak bisa melewatinya.
·         Persiapkanlah file dalam format doc atau docx dalam Microsoft Word. Sebelumnya harus membuat gambar sebagai cover ebook dan tempatkan di halaman awal. Bukalah file tersebut lalu klik pada Office Button dan kemudian pilih Print. Pilihlah PrimoPDF sebagai printer untuk mencetak dokumen anda.
·         Setelah itu tekan OK pada software PrimoPDF versi terbaru akan ada tampilan Streamline PromoPDF. Klik No jika tidak mengiginkanya.
·         Selanjutnya lihat pada Document Properties, tekan Change untuk mengisi data yang diperlukan. Di sana bisa mengisi Title (judul ebook), Author (nama pengarang), Subject (Deskripsi ebook) dan Keyword (kata kunci untuk ebook ). Setelah data terisi klik Ok.
·         Selanjutnya lihat pada PDF Security. Klik pada Change. Di sana bisa menyeting apakah ebook menggunakan password atau tidak. Jika ya centang pilihan Require a password to open the document dan tuliskan passwordnya.
·         Jika ingin mengunci dokumen ebook agar tidak bisa diedit orang lain, anda bisa mencentang pilihan Require a password to change security settings and access spesific functions, lalu tuliskan password di dalam kotak. Ingatlah password ini jika sewaktu-waktu anda ingin mengedit dokumen ebook.
·         Diberi pilihan apakah ebook bisa diprint atau tidak. Pilih None untuk mendisable. Lalu bisa menentukan apakah ebook bisa dicopy atau tidak. Setelah itu tekan Ok. Tekan lagi Create PDF. Bisa memberi nama file ebook dan pastikan bahwa memilih save as type sebagai PDF file. Setelah itu tekan Save. Maka ebook jadi dalam beberapa detik.

Sisi positif dan negatif perpustakaan digital dan e-book
Sisi positif:
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.
Kedua, akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.
Ketiga, murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.
Keempat, mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa
mengeditnya.
Kelima, publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.


Sedangkan sisi negatif:
Pertama, mahasiswa malas silaturahmi. Apa-apa serba digital. Lihat jadwal kuliah malas ke kampus, tinggal buka laptop saja yang terhubung ke sistem akademik online. Mau lihat nilai tidak perlu ke BAAK. Mau lihat materi perkuliahan tinggal download. Mau bertanya dan diskusi tinggal masuk ke electronic discussion forum di virtual-class. Semuanya seolah ada di ujung jari. Semua dalam genggaman, Campus in your hand. Ujung-ujungnya, pertemuan fisik berkurang. Ngobrol dari hati-hati dan face to face makin jarang. Semua terjebak di dunia digital. Bisa jadi, mahasiswa lebih stress ketinggalan gadget daripada mangkir kuliah.
Kedua, malas baca textbook. Setiap ada tugas makalah atau presentasi, mahasiswa modalnya berselancar di dunia maya sembari mengetikkan kata kunci di mesin pencari. Kutip sana, kutip sini. Masih syukur sumber tulisannya disebutkan. Akhirnya belajar pun seolah cuma sepotong sepotong saja, bahkan cukup belajar powerpoint dosen yang hanya memuat poin-poinnya saja. Menyimak kulit-kulitnya saja. Memang teknologi memudahkan, namun bisa meninabobokan juga. Semua yang serba online belum tentu membuka pengetahuan. Dampaknya, perpustakaan pun sepi, kecuali mencari jurnal atau buku yang memang tidak ada format e-journal atau e-book-nya.
Ketiga, malas menulis dengan tangan. Semua aktivitas mengandalkan papan ketik. Semua tulisan sudah ada format digitalnya. Copas sana copas sini, jadilah makalah atau tugas. Mau nulis catatan kuliah, tinggal nulis di notepad. Dunia digital pun akhirnya membuat mahasiswa piawai mengetik, bukan menulis dengan tangan. Jangan-jangan mahasiswa lupa bagaimana menulis dengan tangan secara rapi dan indah. Mungkin ini berlebihan, tapi bukan mustahil terjadi.
Keempat, malas bergerak. Ngendon di kamar saja bisa tahu semua informasi atau aktivitas di kampus. Belum mandi pun bisa berdiskusi dengan dosen melalui virtual-class. Bertemu teman sekelas cukup mengandalkan BBM-an atau chatt room di kelas maya sembari sarungan saja. Mobilitas pun berkurang. Kemampuan motorik bisa terganggu. Bahkan jalan-jalan ke kampus sembari menikmati lingkungan sekitar bisa semakin jarang. Semua duduk di depan monitor saja, atau menunduk dengan gadget di tangan.
Kelima, malas bicara. Kemampuan komunikasi verbal pun bisa terganggu gara-gara  komunikasi serba digital. Mau bertanya, tinggal mengetikkannya di diskusi elektronik yang tersedia di virtual class, atau minimal melalui fitur chat room atau grup milis.  Bisa jadi kita gagap bicara karena komunikasi verbal jarang digunakan. Dunia seolah hening, namun pesan-pesan elektronik bersliweran di ruang-ruang maya di perguruan tinggi. Bisa jadi, saat distance learning diterapkan, ruang-ruang kuliah atau seminar pun kosong melompong.
































DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment